Petani semula panatik menanam jagung putih lokal sehingga hasil tidak bisa maximal bahkan ada yang mencoba menanam jenis Hibrida membantah bahwa jagung itu umurnya panjang tidak bisa ditungga anaknya yang lapar perutnya.
Dengan perjalanan waktu yang didukung pembuktian diimbangi dengan penyuluhan Gapoktan Desa maupun PPL Kecamatan Margomulyo akhirnya petani semakin lama semakin menemukan teknologi untuk bisa lebih hemat tenaga maupun biaya.
Petani semula tanam jagung harus perlu persiapan seperti membersihkan rumput menggunakan sabit maupun membajak dengan hand traktor maupun krakal tradisional. Namun, sekarang sedikit sekali yang memerlukan cara klasic.
Dengan modal semprot obat rumput setelah rumput mati cukup digejik ( dilubangi ) lantas ditanami bibit jagung yang unggul ditutup dengan kotoran ayam/pupuk kandang dan disaat penyiangan disemprot dengan obat gulma yang selektif akhirnya hasilnya tidak kalah dengan cara petani jaman sebelumnya.
Terbukti ibu Kepala Desa Kalangan mencoba mengambil jagung diladang ternyata buahnya lebih tinggi daripada orangnya, ini bukan personilnyan yang terlalu pendek namun Jagungnya yang cukup subur.
Dengan cara tersebut sekarang dihutan-hutan sudah tidak ada tanah yang kosong lagi apalagi dikampung.
0 Response to "Petani Jagung Semakin Untung"
Posting Komentar