Kelompok SPP Mensikapi MEA

Pelatihan Kewirausahaan

Bukan berarti terlalu dini dalam menanggapi sesuatu namun tidak lebih dari mensikapi adanya pasar bebas yang sudah diambang pintu adanya Masyarakat Ekonomi Asean ( MEA ) karena sesuatu yang tak dapat dihindari lagi.
Melangkah dari yang kecil kecil mulai dari dirinya sendiri dan mulai dari sekarang juga ( 3 M ) dialami oleh Kelompok Kewira usahaan  yang berangkat dari para Kelompok SPP wilayah Kecamatan Margomulyo Kabupaten Bojonegoro untuk meningkatkan kapasitas dalam mensikapi MEA tersebut.

Setelah kelompok tersebut beberapa kali tahapan pelatihan pembuatan home industri berupa aneka jenis olahan bahan dari singkong yang diadakan oleh PNPM PM Kecamatan Margomulyo ditindak lanjuti prmbuatan melalu kelompok yang hasilnya dalam memproduksi bisa sesuai yang diharapkan.

Sehubungan langkah ini ingin dipasarkan tidak hanya lokalan saja perlu adanya legal formal dalam bentuk PIRT maka langkah yang diambil dalam kegiatan ini menghadirkan nara sumber dari Dinas Kesehatan dan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bojonegoro untuk memberikan solusi terkait dengan Perijinan Industri Rumah Tangga agar produk yang diperoleh bisa lebih bebas dalam pemasarannya.

Dalam acara ini dihadiri oleh Bpk. Amat Sholeh dan Bpk. Hariyono dari Din Kes Kabupaten Bojonegoro serta Ibu Rini dari Disperindag Kabupaten Bojonegoro untuk memberikan pelatihan sekaligus langkah awal pengajuan PIRT di Tahun 2014 ini.
Sehubungan sudah dipenghujung tahun untuk proses sampai dengan mendapatkan sertifikat harus masuk ke Tahun 2015.

Kegiatan ini diperlukan karena di Kecamatan Margomulyo merupakan potensi singkong yang belum di optimalkan dalam pengolahannya dengan cara ini diharapkan singkong yang semula kalau dijual mentahan harganya yang sangat rendah dengan diolah cara modifikasi ini bisa punya nilai jual yang lebih tinggi
Kebetulan dari PNPM MP disamping membekali berupa peralatan berupa mesin 2 unit setiap Kelompoknya dan setiap Desa mendapatkan 3 Kelompok wira usaha olahan singkong dan setiap kelompok rata rata 5 orang.

Dari PNPM tidak cuman membekali peralatan dan pelatihan tetapi dikawal sampai setiap kelompok bisa memiliki PIRT sehingga produk yang dihasilkan tidak kesulitan dalam memasarkannya.
Dengan langkah ini dikandung maksud walaupun PNPM nantinya menjadi ganti istilah namun setidaknya sudah dilatih untuk mewujudkan kemadiriannya lebih lebih sebentar lagi akan memasuki pasar bebas asean.
Dari yang kecil kecil ditekuni para kelompok tetap semangat agar semakin lama bisa menjadi besar punya kegiatan tindak lanjut dan mempunya daya saing.