Petani Jagung |
Sebagian dari andalan pendapatan masyarakat Desa Kalangan dan sekitarnya setelah adanya kesadaran para petani dalam bercocok tanam menggunakan bibit unggul dan pupuk yang memadahi walaupun dilahan Perhutani ( tanah kawasan hutan ) hasilnya cukup memuaskan.
Seperti jagung milik Petani sdr. Yatno pensunan dari karyawan perhutani yang cukup semangat dalam menanam jagung mulai dari tanam pertama awal musim penghujan yang diteruskan musim kedua yang sekarang saatnya mulai di paneni.
Rata-rata petani sudah banyak yang mengunakan sistim Tanpa Olah Tanah ( TOT ) dengan cara ini akan bisa menghemat biaya maupun tenaga namun hasil yang dioeroleh sepanjang bibit yang digunakan bibit jenis unggul dan pemupukan yang cukup didukung dengan air yang cukup perolehan dengan ukuran bibit 1 kg bisa mencapai hasil diantara 4 – 5 kwintal pipilan kering.TOT tidak perlu bajak tidak perlu dangir cukup dengan main semprot dengan obat dan pupuk sesuai dengan teknis.
Setiap panen banyak tengkulak yang masuk dengan sistim pembelian ada yang diborong tegakan ada yang glondong basah da nada yang pipilan kering. Petani menggunakan cara secara pariatif mengingat kesibukan petani berbada beda. Tapi, bagi petani yang bertahan menjual pipilan kering akan mendapatkan keuntungan yang lebih banyak dibandingkan dengan dijual glondong maupun tegakan.
Gapoktan sudah mengajukan alat pengering Jagung mapun padi dan sudah di Acc di Pagu Indikatif Kecamatan ( PIK ) tahun 2013 namun sampai saat ini belum realisasi. Kalau sudah bisa realisasi dan berfungsi secara otomatis masyarakat disaat panen musim penghujan akan bisa memanfaatkan alat tersebut sehingga petani bisa jual dengan kondisi pipilan kering yang pada akhirnya bisa meningkatkan pendapatan masyarakat.
0 Response to "Tanam Jagung Dengan Cara TOT"
Posting Komentar