Mekanic krupuk |
Krupuk merupakan lauk yang menjadi paforit kaum alit. Bahkan di kalangan kaum elitpun banyak yang suka. Dengan rasa dan suara yang khas apa bila dikunyah, akan menambah selera makan tersendiri bagi para krupuk mania. Konon Olga Syahputrapun tak mau lepas dari krupuk kemanapun dia pergi. (menurut info dari salah satu program Tv swasta). Begitulah istimewanya Krupuk.
Disudut desa yang jauh dari huruk pikuknya kota, yaitu Desa Kalangan Kec. Margomulyo Bojonegoro krupuk jenis rambak dan bandung diproduksi oleh seorang warga.. Ide ini tertergugah karena hampir seluruh warga desa setempat, mengkonsumsi krupuk sebagai lauk. Bermodalkan nekat dan pas-pasan untuk membeli peralatan serta bahan, akhirnya berjalan sampai sekarang. “Lumayan mas untuk menutup kebutuhan sehari-hari serta bisa menambah ekonomi keluarga” demikian kata pak Yatno yang memiliki usaha krupuk secara swakelola dirumahnya.
Pak Yatno memulai usaha sejak September 2011, dengan peralatan yang serba manual dan sederhana. Tungku, pencetak krupuk, open serta penggorengan semua serba manual. Mulai dari meramu bumbu, mengolah, mencetak dan menggoreng krupuk, pak Yatno dengan satu orang tenaga dari luar daerah, dan dibantu dikeponakanya sendiri. Dalam sehari menghabiskan
Tepung 50 kg dan setelah diaduk dengan bumbu-bumbunya menjadi 65 kg Krecek (krupuk yang belum digoreng). Per 1 kg Krecek, menjadi 27 bungkus krupuk isi 8 buah, dengan harga pasaran konsumen Rp 1.000,-/bungkus. Bahan baku tepung tapioka dipasok dari kota Caruban Kab. Madiun. Untuk bahan yang lain ,seperti :bawang putih, garam, ketumbar, gula, plastik dll, pak Yatno beli di pasar Ngawi.Tentang pemasaranya tidak ada masalah. Bahkan kuwalahan untuk memenuhi pesanan. Laris maniiis.
kemas krupuk |
“Sebenarnya apa bila modal dan peralatannya mendukung, kami mampu untuk produk 3x lipat yang kami tangani saat ini.” Kata pak Yatno yang kami temui di sela-sela kesibukanya. “ Modal kami terbatas mas, sehingga kami tidak bisa memenuhi permintaan konsumen”. Seraya pak Yatno menambah ceritanya. Dengan modal awal Rp 32 jt untuk pengadaan alat dan bahan, selama kurang dari 3 thn, aset pak Yatno sekarang sudah mencapai Rp 60 jt lebih. Omset jual produk Rp 3 jt per bulannya. “yang namanya usaha mas… juga ada pasang surutnya, pelan-pelan yang penting tetap jalan. Dimasa musim tanam dan musim panen kami kuwalahan memenuhi pesanan, tapi setelah musim tanam dan sebelum panen konsumen lokal sepi. Kalau permintaan pasar tetap lancar”. Ungkap bapak dua anak ini.
Dengan usaha produk krupuk ini perekonomian pak Yatno semakin meningkat, dan juga bisa membuka lapangan kerja para tetangga terdekat. Banyak kaum ibu-ibu yang kerja membungkus krupuk untuk sekedar mencari tambahan ekonomi.. Pak Yatno berharap ada pihak ketiga yang peduli dengan usahaberupa pinjaman lunak maupun bentuk lain, supaya usahanya bisa berkembang sehat dan maju pesat, untuk memenuhi konsumen yang tiap bulannya bertambah.” Jangan pernah menyerah pak Yatno, maju terus pantang mundur”. Semoga suksess.
0 Response to "Wira Usaha Mandiri"
Posting Komentar